Ketika tentara Belanda menyerbu istana Raja Lombok dan
membakarnya, ahli sastra Jawa-Belanda J.L.A
Brandes juga menyerbu ke sana. Isi perpustakaan raja berisi
ratusan naskah lontar, salah satunya adalah manuskrip Negarakertagama, dibawa Brandes ke Belanda. Empu Prapanca
menulis naskah-naskah itu pada sekitar
1350 – 1389. Semua manuskrip itu disimpan di perpustakaan
Universitas Leiden di Belanda, diberi nomor kode L Or 5.023.
Akhirnya naskah-naskah Negarakertagama dikembalikan Ratu
Juliana pada waktu ia datang ke Indonesia pada 1974, karena lobi-lobi intensif
dari Pemerintah Indonesia. Naskah itu disimpan di Perpustakaan Nasional dengan
kode NB 9 dan diakui UNESCO sebagai The Memory of The World. UNESCO
memberi pengakuan pada dokumen-dokumen sejarah yang disimpan di berbagai
perpustakaan di seluruh dunia.
Perpustakaan Nasional menyimpan berbagai naskah kuno, diantaranya
31 lontar berisi resep ramuan obat tradisional Indonesia. Resep-resep ramuan
obat itu diwariskan para leluhur kita dalam
bentuk manuskrip berbahasa Arab, Melayu, Jawa, dan Sansekerta. Ini
adalah warisan nenek moyang kita yang tak ternilai harganya.
Tanah air kita sangat subur bagi ribuan jenis tanaman berkhasiat
obat untuk segala penyakit. Para ahli kedokteran di luar negeri pun mengakui
khasiat tanaman-tanaman obat dari Indonesia. Berbagai buku khasiat tanaman obat
yang diterbitkan oleh berbagai penerbit juga disimpan di Perpustakaan Nasional.
Suli Murwani dan saya baru selesai menulis buku ‘Ramuan
Tradisional dalam Koleksi Perpustakaan Nasional’. Selain berbagai buku bertopik
ramuan tradisional, Perpustakaan Nasional juga menyediakan berbagai informasi
penting lainnnya. Anda dapat mendaftarkan diri sebagai anggota Perpustakaan
Nasional gratis. Klik www.perpusnas.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar