Kisah cinta tiga malam ‘kan kukenang selamanya...
Antara
Anyer dan Jakarta...
Itu lagu karya Oddie Agam yang dinyanyikan Sheila Majid,
penyanyi asal Malaysia. Lagu itu sangat populer. Mungkin lebih populer daripada
pembuat jalan antara Anyer dan Panarukan, Herman Willem Daendels. Pembangunan
jalan seribu kilometer dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) pada sekitar
1809 – 1810 antara lain untuk mempercepat tibanya surat-surat yang dikirim ke
wilayah antara Anyer dan Panarukan. Jalan itu kemudian dikenal sebagai Jalan
Pos atau Jalan Daendels. Setelah jalan itu usai dibangun, banyak tumbuh
bangunan di sekitarnya. Distribusi penjualan hasil panen, bahan makanan, kain
batik, dan sebagainya menjadi lebih cepat dengan adanya jalan ini.
Selain membangun jalan yang membentang dari ujung barat ke
ujung timur pulau Jawa, Daendels juga membangun dua pelabuhan di utara (Merak)
dan di selatan (Ujung Kulon). Anyer
dijadikan titik kilometer nol, karena kota ini dirancang Daendels untuk
mempermudah hasil bumi diangkut dari
Banten ke pelabuhan Merak dan Ujung Kulon. Banten sangat kaya rempah-rempah dan
kekayaan itu dikirim ke Belanda.
Hingga kini sebagian besar Jalan Daendels masih
digunakan dan diperbaharui. Sampai pada 1950an sepanjang pantai Anyer ini masih
sunyi, jarang sekali mobil yang lewat. Pedati yang banyak melintas dan hanya
satu kereta api pulang pergi Rangkasbitung - Anyer sekali sehari.
Sejak 1970 kereta api itu tak ada lagi, yang tertinggal
hanya satu stasiun tua. Tapi masih dapat ditemui rombongan kera, kancil,
kelinci, dan sesekali harimau. Semakin lama hewan-hewan itu semakin sedikit.
Yang semakin banyak adalah hotel dan villa. Salah satunya Villa Stefan di
jalan raya Anyer. Arsitektur villa ini paduan gaya Jawa dan Bali. Bediri di
atas lahan seluas 4200 meter persegi di tepi pantai, villa ini memiliki enam
kamar yang dikelilingi taman tropis. Tempat ini cocok untuk mencari suasana
sepi.
http://www.villastefan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar