Sebulan setelah pelukis Basoeki Abdullah dibunuh oleh
perampok di rumahnya, saya datang ke Thailand pada Desember 1993. Beberapa
orang Thailand yang saya temui bertanya dengan rasa ingin tau yang besar.
“Benarkah ia dibunuh? Kenapa tidak ada sekuriti? Apakah perampoknya sudah
ditangkap?” Basoeki Abdullah sangat
terkenal di sana. Ia pernah menjadi pelukis untuk kalangan bangsawan istana di
Thailand. Ada sekitar 70 karyanya disimpan di istana itu. Ia tinggal di
Thailand sekitar 20 tahun. Istrinya, Nataya Nareerat, juga berasal dari negeri
gajah putih itu.
Setelah beberapa tahun tinggal di Eropa dan Thailand ia
kembali ke Indonesia pada 1974 dan menjadi pelukis untuk istana kepresidenan.
Presiden Soekarno menyukai karyanya yang banyak menampilkan wanita cantik dan
pemandangan indah. Ia selalu melukis wanita menjadi lebih cantik daripada
aslinya. Ratu Sirikit dan Puteri Maha Cakri Siridorn dari Thailand, Imelda
Marcos dari Filipina, Ratu Juliana dari Belanda, Benazir Bhutto dari Pakistan,
Hartini Soekarno dan Dewi Soekarno, Tien Suharto, pernah menjadi model
lukisannya. Ia menjadi pelukis beberapa raja dan ratu di dunia. Sekitar 200
karyanya disimpan di semua istana kepresidenan RI.
Lukisan wanita karyanya ada yang berupa pesanan dan ada pula
yang dibuat karena keinginannya sendiri. Ia kadang melukis wajah, setengah
badan, atau tubuh telanjang perempuan. Untuk melukis Nyi Roro Kidul, Ratu
pantai Selatan, ia melakukan meditasi sebelumnya. Selain kemolekan perempuan,
ia juga melukis alam Indonesia yang permai. Ia ingin menampilkan Indonesia yang
damai, indah, dan subur pada lukisan-lukisannya.
Kekaguman dan penghormatannya terhadap para pahlawan
nasional kita juga diwujudkan dengan melukis sosok mereka. Lukisan potret
pahlawan karyanya banyak digunakan penerbit dan penulis buku sejarah Indonesia.
Pada 1965 Pemerintah RI mengeluarkan seri perangko bergambar Presiden Soekarno
dari karya lukis Basoeki pada 1942.
Basoeki Abdullah, cucu Dokter Wahidin Soedirohoesodo, lahir
di Solo pada17 Januari 1915. Pada usia 10 tahun ia sudah bisa melukis wajah
Mahatma Gandhi seperti aslinya. Atas bantuan pastor Koch SJ, ia memperoleh
beasiswa untuk belajar di Akademi Seni Rupa di Belanda pada 1933. Ia
menyelesaikan studinya selama 2 tahun dan mendapat penghargaan khusus. Pada 6
September 1948 ketika penobatan Ratu Juliana di Belanda diadakan sayembara
melukis. Basoeki menjadi pemenang dengan mengalahkan 87 pelukis asal Eropa.
Basoeki tidak pernah melukis di bawah sorot lampu. Ia melukis
di bawah sinar matahari. Ia membaca dan membuat sketsa tengah malam hingga dini hari. Ia banyak mengadakan pameran
tunggal di dalam dan luar negeri, antara lain di Thailand, Malaysia, Jepang,
Belanda, Inggris, Portugis dan lain-lain. Karya-karyanya disimpan di 22 negara.
Selain ahli melukis, ia juga pandai menari dengan tarian
wayang wong sebagai Rahwana atau Hanoman. Ia juga menggemari musik-musik klasik
seperti Franz Schubert, Bethoven, dan Paganini. Ia membaca berbagai buku
tentang agama Islam, Budha, dan Kristen. Pelukis berpenampilan mewah ini meninggal
pada 5 November 1993 pada usia 78 tahun. Tukang kebunnya mengakhiri hidupnya
dengan keji untuk mencuri koleksi jam tangannya. Rumah pribadinya itu kemudian dihibahkan oleh ahli warisnya kepada pemerintah RI pada
1995 dan dijadikan museum pada 2001.
Museum di Jalan Keuangan Raya, Cilandak Barat, Jakarta itu diperluas dan bangunan yang lebih megah itu diresmikan Pemerintah pada akhir 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar