Jakarta
Jakarta adalah bus kota
yang berjubel penumpangnya
dan terobosan-terobosan tak
terduga
Jakarta adalah bos besar
gajinya sebulan empat miliar
adapun yang babu
tinggi sudah empat puluh ribu
Jakarta adalah rumah-rumah kumuh
yang mengusik tata keindahan
gedung-gedung pencakar langit
Jakarta adalah gedung-gedung
pencakar langit
yang mencakar-cakar wajah
kemiskinan rumah-rumah kumuh
Jakarta adalah jalan layang
Jalan lapang orang-orang gedongan
Jakarta juga adalah gang-gang
sempit dan berlubang
Jalan pulang orang-orang
pinggiran
Jakarta adalah komputer
yang mengutak-atik angka nasib
dan memutar nasib angka-angka
Jakarta adalah ciliwung
sungai keringat dan mimpinya
rakyat
di situ pula
mengalir air mata ibu kota
* Puisi ini karya Husni Djamaluddin
yang ditulisnya pada 1990. Karyanya antara lain buku Puisi Akhir Tahun (1979),
Obsesi (1970), Kau dan Aku (1973), Anu (1974), Toraja (1979), Sajak-sajak dari
Makassar (1974), Bulan Luka Parah (1986), Berenang-berenang ke Tepian, dan
sejumlah pusinya masuk dalam antologi Puisi ASEAN Buku III (1978)
1 komentar:
Salah satu puisi yang pernah aku teliti waktu kuliah dulu nih
Posting Komentar