Meski sudah proklamasi
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kedaulatan Republik Indonesia baru diakui
pada 1949 setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Delegasi
Indonesia ke KMB dipimpin oleh Drs.Mohammad Hatta pada 23 Agustus - 2
November 1949. Tapi Belanda mengulur-ulur waktu untuk menyerahkan Irian
Barat (kini Papua) ke
pangkuan Republik Indonesia. Untuk merebut Irian Barat dari penjajah
Belanda
Presiden Soekarno membentuk Komando Trikora (Tri Komando Rakyat). Pada
1962 Irian Barat berhasil dikembalikan ke pangkuan ibu pertiwi. Komodor Josaphat Soedarso gugur dalam usia 36 tahun pada peristiwa merebut Irian
Barat dari Belanda.
Monumen Pembebasan Irian Barat
didirikan untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang
memilih menjadi bagian dari NKRI. Irian singkatan dari Ikut Republik Indonesia
Anti Nederland. Patung di atas tugu itu setinggi sembilan meter, kedua
tangannya ke atas dengan mulut terbuka seolah-olah berteriak: “Merdeka!” Borgol
rantai di kedua tangan dan kakinya terlepas sebagai lambang kemerdekaan. Berat
patung perunggu ini sekitar delapan ton. Ide membuat patung ini datang dari
Presiden Soekarno, sktesanya dibuat oleh Henk Ngantung, dan dikerjakan oleh
pematung Edhi Sunarso.
Monumen Pembebasan Irian
Barat didirikan tepat di tengah lapangan Banteng, di seberang gedung
Kementerian Keuangan, Jakarta. Pada zaman kolonial Belanda gedung Kemenkeu ini
berfungsi sebagai istana Daendels pada permulaan abad ke-19. Gedung yang dicat
serba putih ini dikenal dengan nama Witte Huis atau White House.
Berita Repulika co.id pada 10
Agustus 2017 menyebutkan, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama merencanakan
revitalisasi kawasan lapangan Banteng ini dengan dana CSR dari PT Rekso
Nasional Food.Tapi sebelum rencananya terwujud, ia dipenjara di Mako Brimob,
Depok, pada 9 Mei 2017. Pada 14 Oktober 2017 para pendukungnya berkumpul di
lapangan Banteng untuk mengenang jasa-jasanya selama menjadi pelayan warga Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar