Ini tulisan menarik dari Prof.
Komaruddin Hidayat mengenai rezeki halal:
Zumi Zola, Gubernur Jambi, yang terkena OTT (operasi tangkap tangan) oleh KPK karena menerima suap. |
Seorang kawan pernah bertanya, kenapa
anak-anak menjadi nakal? Padahal secara materi anak-anak itu mendapat cukup
fasilitas, pendidikan tinggi, kendaraan yang bagus, hingga uang jajan yang
lebih dari cukup. Saya tidak mampu menjawab, tetapi kawan saya itu kemudian
melanjutkan sendiri dengan gumam yang diiringi desah napas panjang. “Apakah
semua ini karena harta yang aku berikan berasal dari jalan yang haram?”
Apakah susu dari hasil mencuri nilai
gizinya dapat berkurang? Apakah vitamin yang ada dalam sesendok madu akan
hilang karena mencuri? Pertanyaan ini mungkin memerlukan diskusi panjang. Saya
meyakini bahwa gizi atau vitamin dan semacamnya adalah sebagian keberkahan.
Bila keberkahan (blessing) dapat disebut sebagai suatu energi, energi itu dapat
menjadi bentuk kekuatan dan kesehatan, semacam vitamin dan kandungan gizi.
Mungkin susu halal dan haram yang diminum anak kita memiliki kandungan gizi
yang sama. Tetapi hanya susu halal yang diperoleh dengan jalan halal yang
mengandung keberkahan. Dari keberkahan itu lahirlah keselamatan dan kesalehan.
Perihal keberkahan dan api neraka yang
menarik untuk dikaji adalah doa menjelang makan: “Ya Allah, berkahilah rezeki
yang engkau berikan pada kami dan lindungilah kami dari api neraka.”
Bawalah selalu rezeki halal dan berkah
untuk keluarga agar engkau tidak membawa api neraka ke dalam rumah.
Sumber: buku 250 Wisdoms. Membuka Mata,
Menangkap Makna karya Prof. Komaruddin Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar