Banyak orang mengenal merk ban Goodyear, tapi sedikit yang
tau bahwa Charles Goodyear berkali-kali gagal dalam bisnisnya. Ia pernah sukses
sebagai pengusaha toko perkakas di Amerika yang menjual berbagai peralatan
pertanian. Tapi bisnisnya bangkrut karena industri rumahan yang memasok tokonya
berhenti berproduksi.
Ia kemudian tertarik memulai
bisnis karet ketika banyak perusahaan karet justru gulung tikar. Produk-produk karet yang ada pada waktu itu
lembek, bau, dan lengket. Dengan menggunakan tongkat giling adonan roti milik
istrinya, Goodyear bereksperimen menciptakan karet yang awet. Berbagai senyawa
kimia dilarutkan pada karet untuk mengujinya. Dalam kondisi kesulitan keuangan,
ia mencoba ratusan eksperimen selama lima tahun sampai akhirnya ia berhasil
membuat kantong karet anti air.
Kantor pos di Boston, AS, kemudian memesan 150 kantong karet
agar surat tidak basah oleh salju dan hujan pada waktu dikirim. Goodyear
membuat kantong karet pesanan kantor pos. Untuk sementara kantong-kantong itu
disimpannya di gudang selama ia berlibur dengan keluarganya. Namun ketika ia
pulang semua kantong itu sudah membusuk dalam gudang yang hangat. Asam nitrat
yang digunakannya hanya melapisi permukaaan luar kantong, tapi bagian dalamnya
membusuk.
Tahun 1839 adalah tahun yang sulit bagi keluarganya. Anak-anak
Goodyear sampai harus meminta kentang dari kebun tetangga yang menjadi petani.
Para tetangga memberi mereka susu gratis. Charles Goodyear hampir menyerah. Ia
ditertawakan banyak orang ketika mendemonstrasikan karet yang baru
diciptakannya yang diberi senyawa sulfur. Dengan kesal, ia melemparkan potongan
karet-sulfur itu ke perapian di dekatnya. Tak disangka, karet itu tidak menjadi lembek atau meleleh
melainkan justru menjadi seperti kulit. Goodyear menyadari, diperlukan proses
panas untuk membuat karet menjadi awet. Ia menamakan proses ini vulcanization,
diambil dari nama dewa api bangsa Romawai, Vulcan.
Sekarang sulit membayangkan kehidupan tanpa karet dari Goodyear.
Tidak ada mobil, sepeda, pesawat terbang, sepatu olahraga, sandal, dan
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar