Carl Brashear adalah anak petani miskin yang bercita-cita
menjadi penyelam Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia ditakdirkan Tuhan berkulit
hitam dan mengalami diskriminasi ras yang
keji. Dengan tekad baja ia
berhasil mengatasi rintangan itu dan diterima di Angkatan Laut AS. Pada 1960 satu kakinya patah menjadi beberapa
bagian akibat kecelakaan ketika ia menyelamatkan beberapa pelaut ke tempat aman
pada sebuah tugas di pantai Spanyol.
Dokter mengatakan, kakinya dapat disatukan kembali tapi
butuh waktu tiga tahun untuk pulih dan
akan menjadi sepuluh sentimeter lebih pendek. “Saya tidak mau menunggu
selama itu. Saya harus kembali menyelam,” ujar Brashear. Ia mendesak dokter
untuk mengamputasi kakinya. Ia kemudian memakai kaki palsu, tongkat penyangga
ditinggalkannya di rumah sakit.
Brashear menciptakan program latihan untuk memulihkan
kekuatannya. Ia kembali melamar di sekolah menyelam, walaupun usianya dua puluh
tahun lebih tua daripada para siswa lainnya. Ternyata setiap hari ia menjadi
pelari tercepat di sekolah itu, meski setiap pulang dari latihan ada gumpalan
darah di bagian sambungan kaki palsu dengan kaki asli. Ia selalu merendam luka
pada kakinya ke dalam air hangat yang dicampur garam agar dapat berlari lagi
pada keesokan harinya. Para siswa baru menyadari bahwa Brashear memakai kaki
palsu ketika usai berenang ia membawa kaki di bawah ketiaknya.
Pada akhir tahun Brashear ditugaskan kembali sebagai
penyelam Angkatan Laut kemudian pensiun setelah mengabdi 30 tahun. Ia tidak
membiarkan semua rintangan - pendidikannya yang rendah, diskriminasi rasial,
kehilangan kaki, dan kekuasaan Angkatan Laut AS - untuk menghalangi cita-citanya. Kisahnya menginspirasi
banyak orang untuk selalu memegang teguh cita-cita, apa pun yang
terjadi.
Kisah hidupnya dijadikan film Men of Honor, dimainkan oleh aktor Robert de Niro.
Kisah hidupnya dijadikan film Men of Honor, dimainkan oleh aktor Robert de Niro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar