Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaaan, Belanda
tetap tidak mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Bahkan Irian Barat
(kini Papua) tidak diserahkan Belanda kepada pemerintah
Indonesia. Pada 5 Desember 1957 Presiden Soekarno meminta semua orang Belanda
meninggalkan Indonesia. Ratusan perusahaan Belanda di Indonesia diambil alih pemerintah
Indonesia, termasuk 77 perusahaan perkebunan dan Radio Nederland. Perusahaan lain seperti pertambangan, bank,
pelayaran, pabrik, perusahaan makanan, percetakan, jawatan kereta api, dan
lain-lain juga diambil alih pemerintah RI.
Para buruh mogok massal, semua orang Belanda
di Indonesia mendadak kehilangan pekerjaan.
Toko-toko tidak mau lagi melayani orang Belanda. Di
tembok-tembok jalan ditulis; “Usir anjing Belanda.” Para pemuda
berteriak-teriak di lapangan: “Belanda mesti mati.” Orang-orang Belanda yang
sudah turun temurun tinggal di Indonesia mendadak dipulangkan ke negeri asalnya.
Ribuan penumpang diangkut dengan kapal laut ke Belanda dan ini berlangsung
sampai beberapa bulan, bahkan masih berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya.
Sejak kemerdekaan Indonesia pada 1945 sampai 1960 jumlah
warga negara Belanda yang dipulangkan ratusan ribu jiwa. Banyak di antara
mereka yang belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di Belanda. Kakek buyut
mereka adalah orang Belanda yang lahir dan dibesarkan di Indonesia.
Mereka tiba pada musim dingin setelah menempuh perjalanan
selama sebulan. Itulah pertama kalinya mereka merasakan musim dingin setelah
nyaman berpuluh tahun di negeri tropis. Ratu
Juliana dan Palang Merah menyambut mereka yang datang ke negeri asalnya dalam
keadaan tak punya rumah dan pekerjaan. Mereka ditampung di kamp tentara di desa
Budel. Pemerintah Belanda kemudian
memberi mereka rumah atau kamar sewa yang sangat kecil. Tidak lagi tinggal di rumah luas seperti pada
waktu mereka tinggal di Indonesia.
Mereka memiliki status sosial tinggi di Indonesia, disebut
“Tuanku” oleh penduduk pribumi. Tapi mereka menjadi bukan siapa-siapa di negeri sendiri.
Mendapat pekerjaan juga sulit karena ijazah mereka dianggap tidak setara dengan
penduduk Belanda. Namun bertahun-tahun kemudian mereka akhirnya dapat hidup
sejajar dengan warga Belanda lainnya.
Pada 1962 Irian Barat berhasil dikembalikan ke pangkuan ibu
pertiwi. Komodor Jos Soedarso gugur
dalam usia 36 tahun pada peristiwa merebut Irian Barat dari Belanda. Hubungan
Indonesia – Belanda dapat membaik setelah pertemuan Presiden Soekarno dengan
Menteri Luar Negeri Belanda, Joseph Luns, pada 25 Juli 1964 di Istana Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar