Sudah puluhan tahun tidak ada penjual martabak yang
menuliskan ‘Martabak India Asli’ pada gerobaknya, meski resep martabaknya sama.
Mereka menghapus kata’India Asli’ karena takut diganyang. Mengapa takut
diganyang? Ini sejarahnya:
Sekitar tahun 1960 – 1961 terjadi penyerangan orang-orang
India di Jakarta. Pada waktu itu datang seorang India bernama Sondhi ke
Jakarta. Ia adalah pengurus komite Asian Games, pesta olah raga se-Asia, yang
akan diadakan di Jakarta pada 1962. Setelah meninjau berbagai persiapan dan
pembangunan sarana untuk Asian Games, rupanya ia kurang puas. Ia melihat
sarananya belum siap dan panitia kurang serius melakukan persiapan yang
diperlukan. Maka Sondhi membuat pernyataan kecewanya itu di depan pers yang
kemudian dimuat di berbagai surat kabar. Terjadilah demonstrasi ‘Ganyang
Sondhi’ oleh berbagai kelompok pemuda revolusioner. Pada waktu itu Indonesia
mulai gencar mengganyang kaum neokolonialis-imperialis (nekolim) dan mereka
yang dianggap memusuhi Indonesia.
Tanpa pikir panjang para pendemo bertindak berlebihan dan
rasis. Orang-orang India di sekitar Pasar Baru yang tidak tahu-menahu persoalannya
juga didemo oleh para pemuda setengah kalap. Mereka segera menutup tokonya, takut
diganyang atau dijarah. Untuk sementara mereka mengurung diri di rumah
masing-masing. Bahkan para tukang martabak telur juga menghapus tulisan India
Asli pada gerobaknya. Sondhi segera hengkang, kembali ke India.
Sekarang tak ada lagi martabak India Asli. Yang muncul lebih dari 60 tahun kemudian adalah martabak dari Solo dengan merk Markobar, bisnis kuliner milik anak Presiden Jokowi.
Sumber: buku Jakarta 1950-an, Kenangan Semasa Remaja karya
Firman Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar