Antara abad ke-9 dan ke-14 peradaban Islam mengalami
kejayaannya di dunia, ilmu pengetahuan menyebar dari Timur ke Barat. Umat Islam
memberi kontribusi kepada ilmu kimia, matematika, astronomi, ilmu kedokteran, ilmu
teknik, ilmu pengetahuan sosial, dan filsafat.
Bahan-bahan kimia yang ditemukan
oleh kaum muslim banyak sekali, termasuk alkohol, belerang, amoniak, boric
acid, borax, dan air raksa (merkuri). Farmasi terbesar berada di berbagai
wilayah Islam, terutama di Baghdad dan Kurthubah (Cordova). Rasulullah dan
pengikutnya memakai minyak wangi pada waktu akan pergi salat Jumat. Pada
1950-an ahli sejarah, pelukis, pematung, dan antropolog Uni Sovyet, Mikhael
Gerasimov, membongkar makam kaisar muslim Uzbekistan untuk merekonstruksi rupa
dan bentuk tubuhnya. Semua hadirin terpukau oleh semerbak harum yang keluar
dari peti mayatnya yang telah terpendam selama 550 tahun. Kini orang tak mampu
lagi membuat minyak wangi dengan kualitas seperti itu.
Kaum muslim yang mula-mula membuat sabun bersama dengan
minyak wangi yang kemudian dikenal oleh orang-orang Barat sejak Perang Salib.
Kata sabon (bahasa Spanyol/Portugis), savon (Prancis), soap (Inggris), seife
(Jerman) dan zeep (Belanda) berasal dari kata shabun (bahasa Arab). Ahli ilmu bumi yang terkenal adalah Muhammad
asy-Syarif al-Idrisi. Ia melukiskan dengan tepat letak tempat di permukaan bumi
secara ilmu bintang. Banyak lagi contoh ilmu lain yang berasal dari kaum
muslim, seperti aljabar (matematika), alfalaq (astronomi), ilmu hayat
(biologi), dan sebagainya. Pada zaman itu umat Islam mengalami kejayaannya di
mana iman dan takwa berjalan seiring dengan penguasaan ilmu dan teknologi.
Dengan iman dan takwa, ilmu pengetahuan digunakan untuk kemanusiaan.
Sumber: buku Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern karya S.I. Poeradisastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar