Sabtu, 26 Agustus 2017

Seperti Masuk ke Lorong Waktu

Dari pintu gerbang tamu harus menelusuri jalan selebar 7 meter dan panjang  30 meter untuk sampai ke halaman depan Museum di Tengah Kebun. Di sisi kiri dan kanan jalan berderet rapi tanaman dengan daun aneka warna. Di lahan  4200 meter di Jalan Kemang Timur 66, Jakarta,  dibangun rumah yang  juga berfungsi sebagai museum seluas 700 meter persegi.

Di sini kita dapat melihat dan mendapat informasi tentang benda-benda kuno dari Indonesia dan puluhan negara lain. Ada sekitar lima ribu benda koleksi disimpan di museum ini, namun yang dipamerkan hanya 2481 benda, di antaranya lampu abad ke-18 dari Rusia, tempat tidur abad ke-19 dari Jawa Tengah, kursi rebah abad ke-18 dari Tiongkok, patung marmer abad ke-19 dari Italia, dan sebagainya.

Para pengunjung  memakai sandal karet bersih yang disediakan di depan pintu masuk museum karena semua karpet buatan Persia pada awal abad ke-19. Ada 17 ruangan di dalam museum ini dan setiap ruangan diberi nama sesuai benda-benda koleksi yang dipamerkan, seperti Ruang Majapahit, Cirebon, Prasejarah, Etnografi, Wilhem II, Imari, Dinasti Tang, dan sebagainya. Di ruang Etnografi dipamerkan antara lain tempat minum Napoleon Bonaparte abad ke-18 dan arca Bothisatwa Wajrapani abad ke-10. Di ruang Kaisar Wilhelm II ada 589 benda perak berupa cermin, ikat pingang, cangkir, sisir, sampai sadel kuda yang diberi hiasan ukiran perak pada abad ke-19.


Di ruang Prasejarah terdapat 179 koleksi di antaranya berbagai tembikar dari masa neolitik dan tembikar dari Dinasti Han abad ke-1 SM. Di sini juga tersimpan topeng kayu mumi dari Mesir abad ke-7 SM. Dua topeng kayu mumi ini ditemukan dari dua kuburan yang berbeda di Negeri Firaun tersebut. Ada juga arca Shabti asal Mesir. Dalam kepercayaan Mesir Kuno, Shabti berfungsi sebagai pelayan orang pada kehidupan berikutnya. Arca dari batu ini dibuat pada 664 SM.

Di kebun tropis seluas 3500 meter persegi tumbuh 42 pohon kelapa serta berbagai tanaman lainnya yang didominasi pohon puring berbagai warna dan pakis kadaka. Tidak ada tanaman bunga di kebun asri itu kecuali satu pohon kamboja di depan museum. Pemiliknya, Sjahrial Djalil, tidak menyukai tanaman bunga. Museum bergaya rumah joglo ini masih menjadi tempat tinggalnya sejak 1980. Pendiri biro iklan Adforce dan Adwork ini membuka rumah pribadinya ini untuk umum kecuali pada Senin dan Selasa.


Di tengah kebun, di dekat gazebo, diletakkan arca Ganesha abad ke-9 dengan berat  3,5 ton yang berasal dari Kedu. Koleksi museum ini, termasuk benda-benda bersejarah asal Indonesia, banyak dibeli Sjahrial dari balai lelang Christie.