Minggu, 29 Juni 2014

Kemeja Kotak-kotak



Pernah nonton film Rain Man
Ada salah satu adegan di mana aktor Tom Cruise mengenakan kemeja putih yang seluruh kancingnya ditutup, tanpa dasi, dipadu dengan jas abu-abu. Ia terlihat cool. Kemeja putih atau Prince among Shirts sudah saya tulis pada note yang lalu.

Bebeda dengan kemeja putih, kemeja kotak-kotak tampak lebih kasual. Semakin besar kotaknya, semakin kasual. Semakin banyak warna pada kotaknya, semakin kasual. Semakin tebal garis kotaknya, semakin kasual. Semakin kecil dan lembut kotaknya, semakin formal.

Kemeja kotak-kotak lebih sukar dikombinasikan dengan dasi daripada kemeja polos.  Semakin besar kotaknya, semakin sulit mengombinasikannya dengan dasi. Kemeja kotak-kotak paling ‘aman’ dikombinasikan dengan dasi polos. Kemeja kotak-kotak dengan banyak warna tampak kasual dan kurang serasi bila dikenakan bersama dasi.

Kemeja yang memiliki dua saku juga lebih kasual daripada satu saku. Kemeja lengan pendek lebih kasual daripada lengan panjang. Kemeja lengan panjang cocok dikenakan untuk suasana apa pun. Anda bisa melipat lengan kemeja sampai ke siku untuk suasana kasual dan mengenakannya sampai ke pergelangan tangan untuk suasana formal. Tentang kemeja formal dan kasual akan saya bahas lebih detil pada note berikutnya.

Bagian samping kemeja dipotong setengah lingkaran agar kemeja tidak menggumpal di balik celana. Tapi bila bagian samping kemeja tidak dipotong setengah lingkaran, kemeja tersebut tidak perlu dimasukkan ke balik celana. 

Bagian belakang kemeja dibuat sedikit lebih panjang daripada bagian depan agar kemeja tidak ke luar dari celana ketika Anda membungkuk. Pada bagian belakang bahu kemeja diberi kain pelapis horisontal agar bahu kemeja tampak rapi.

Pada kerah kemeja terdapat label yang mencantumkan dua ukuran. Yang nomornya lebih kecil adalah ukuran leher, sedangkan yang nomornya lebih besar adalah ukuran tubuh. 

Jadi bila pada kerah kemeja tercantum angka 15/33, berarti ukuran lingkar lehernya 15, ukuran tubuhnya 33. 

Semakin kaku kerahnya, kemeja akan tampak semakin formal. Ada kemeja yang kedua ujung kerahnya dimasukkan lempengan plastik sekitar 2 x 0,5 centimeter ke dalam bahan pelapisnya untuk menjaga agar kerah tetap bagus bentuknya meski sering dicuci. Ada delapan model kerah kemeja, tapi tidak saya bahas pada note ini.

Ada dua standar ukuran kemeja, yaitu standar Amerika/Inggris dan standar Continental (Eropa kecuali Inggris). Standar Amerika/Inggris: 14, 14 ½, 15, 15 ½, 16, 16 ½, 17. Sementara standar Continental:  36, 37, 38, 39, 40, 41, 42.

Kemeja memiliki kancing cadangan untuk mengganti bila salah satu dari tujuh kancing kemeja tersebut hilang. Jahitan kemeja yang berkualitas bagus dibuat rapat, tidak renggang, dan yang paling nyaman dikenakan adalah kemeja katun.

Kemeja dengan deretan kancing di dada baru dikenal pada akhir abad ke-18. Sebelumnya orang memakai dan menanggalkan kemeja melalui kepala. Pada 1871 Brown, Davis & Co meregistrasi paten kemeja pertama yang memiliki deretan kancing di dada. Sejak itu kemeja menjadi busana formal maupun kasual bagi pria.

Tautan dan diskusi lanjutan : disini.

140601

Sabtu, 28 Juni 2014

Kemeja Putih


Kemeja putih sejak dulu dikenal sebagai busana para bangsawan. Pada abad ke-17 para bangsawan Eropa biasa mengenakan kemeja putih yang dihias renda pada bagian dada dan lengan pada saat mengenakan tuxedo, busana yang berasal dari kalangan bangsawan Inggris. 

Sampai akhir abad ke-19 kemeja putih dianggap paling elegan. Dulu pria yang memakai kemeja putih dianggap kaya karena memiliki uang untuk sering mengganti kemejanya dengan yang putih bersih. Kemeja putih dianggap sebagai busana pria yang bekerja di tempat bersih.
 
Kemeja bergaris baru populer sebagai business suit pada akhir abad ke 19. Tapi kemeja bergaris dianggap kurang bersih, sehingga dibuat kemeja bergaris dengan manset lengan dan kerah berwarna putih. Dengan demikian manset dan kerah yang ke luar dari dari balik jas tetap kelihatan bersih. 

Dari bahan apa pun kemeja putih tampak bersih, elegan, dan mewah. Para selebriti dunia seperti Yull Brynner, Paul McCartney, Jackie Kennedy, Audrey Hepburn, dan sebagainya sangat menyukai kemeja putih. Dalam gambar nampak bintang film Brad Pitt, Tom Cruise dan Daniel Craig, nampak keren dengan kemeja putihnya :-).

Para desainer berlomba-lomba menciptakan aneka model kemeja dari bahan putih polos. Desainer Donna Karan, Isaac Mizrahi, Jil Sander, Ralph Lauren, Armani, dan sebagainya mencoba mengeksplorasi bahan putih polos menjadi kemeja aneka gaya. Tetapi yang paling populer adalah kemeja katun putih bermodel standar untuk busana kerja.

Kemeja katun putih bisa dikenakan untuk suasana formal maupun kasual. Untuk suasana kasual, pria tinggal melipat lengan kemeja putih sampai ke siku dan memadukannya dengan celana jeans biru.

Nampak capres Joko Widodo dalam kartun modifikasi a la komik Tintin tampil  dengan baju putih dengan lengan baju putih terlipat. Tampilan baju putihnya ini begitu ikonik dan menginspirasi banyak pengikutnya.

Kemeja katun putih dan jeans biru adalah padanan klasik yang selalu digemari karena membuat pemakainya tampil kasual namun tetap rapi dan menarik. Meski kemeja katun putih ada yang berlengan pendek, namun lebih baik pria memilih yang berlengan panjang agar bisa dikenakan bersama celana jeans maupun stelan jas.

Kemeja putih yang dipadukan dengan stelan jas berwarna gelap akan membuat pemakainya tampil elegan, bersih, dan classy. Juga membuat wajah pemakainya terlihat lebih terang, sehingga pria berkulit gelap akan terlihat lebih menarik bila mengenakannya.

Kemeja katun putih berkualitas biasanya memiliki kancing dari kulit kerang mutiara, bukan dari plastik.

Kemeja putih dari bahan sutera cocok dikenakan pada acara-acara formal. Bila manset lengan bermodel french cuffs (ada lipatan balik pada manset lengan), maka aksesori berupa kancing mungil penghias manset perlu dikenakan. Kemeja sutera putih umumnya dikenakan bersama stelan jas dan tuxedo. Kemeja putih untuk tuxedo biasanya bermodel spread collar atau wings collar untuk tempat dasi kupu-kupu.

Bila Anda membeli kemeja putih dari bahan sutera pilihlah yang berwarna putih bersih, bukan broken white atau putih gading.

Kemeja putih dapat dipadankan dengan celana dan jas warna apapun, dipakai untuk suasana formal maupun kasual, pantas dikenakan oleh mereka yang berkulit gelap maupun terang.

Namun kemeja putih memerlukan perawatan khusus. Jadi sebaiknya pria tak perlu memiliki beberapa kemeja putih, cukup satu atau dua saja. Bila warnanya berubah menjadi kekuningan, Anda bisa menggantinya dengan yang baru.


130628

Senin, 23 Juni 2014

Say It With T-Shirt



Wajah Prabowo dan Jokowi dapat dipastikan tampil pada banyak T-Shirt pada masa kampanye 2014 ini.  T-Shirt adalah alat komunikasi. 

Semua pesan bisa ditulis pada T-Shirt, seperti  gerakan anti pedofil, anti korupsi, cinta lingkungan, cinta buku, cinta satwa, sampai aku cinta padamu. Humor dan gambar-gambar lucu juga bisa ditampilkan pada T-Shirt.

Bagi yang narsis, meski bukan aktris, bisa menampilkan wajah sendiri pada kaus oblongnya kalau mau.“Anda bisa menulis, menggambar, membuat puisi, slogan, foto, dan sebagainya.

Melalui T-Shirt Anda bisa menunjukkan siapa Anda. T-Shirt adalah busana anti status symbol,” kata desainer Giorgio Armani. Seragam T-Shirt warna khaki dan jeans dipilih Student Nonviolent Coordinating Committee untuk solidaritas mereka dengan para pekerja kulit hitam yang tertindas pada pertengahan 1960-an. 

T-Shirt bertuliskan ‘Iraq Cafe: A Great Place to Get Bombed’ atau ‘This Scud’s for You’ banyak dipakai kaum muda di berbagai negara selama Perang Teluk pada 1991. T-Shirt menjadi busana yang unik karena penuh slogan, pesan-pesan, lukisan, dan guyonan, sehingga New York Institute of Technology mengadakan pameran dengan tema ‘Sejarah Politik T-Shirt’ di New York pada 1992.


Dalam buku The White T karya Alice Harris disebutkan, pada awalnya T-Shirt katun dikenakan para petani Amerika di balik overall denim atau dikenakan sebagai pakaian dalam.  

Pada 1890-an kaus oblong yang biasa dikenakan sebagai pakaian dalam berubah menjadi pakaian luar. Pada Perang Dunia Pertama T-Shirt semakin digemari karena praktis, mudah dikeringkan dan lebih nyaman dikenakan. 

Para perwira marinir AS diwajibkan mengenakan T-Shirt dengan nama mereka tercantum pada bagian dada. Kemudian Angkatan Laut Inggris menciptakan T-Shirt bermodel standar untuk Angkatan Laut mereka di seluruh dunia: T-Shirt lengan panjang untuk musim dingin dan lengan pendek untuk musim panas. 

Ketika tentara Jepang menyerang Pearl Harbour yang menewaskan ribuan tentara Amerika dalam semalam, Angkatan Laut AS lalu mengirim seragam berupa kaus katun dengan nama masing-masing tentara tercantum di dada dan punggung.

Perang di Pasifik itu membuat T-Shirt popular sebagai pakaian luar.  Itu karena busana itu mudah dicuci, bisa dipakai sebagai handuk, lap sepatu, sarung bantal, atau pembalut luka.  Sekelompok Marinir AS di Kepulauan Solomon pernah diselamatkan pilot helikopter karena T-Shirt putih mereka dijadikan bendera sebagai tanda minta pertolongan.

Para tentara yang pulang dari perang membawa T-Shirt ke daerah asalnya sehingga kaus oblong itu menjadi populer. Film-film juga mempengaruhi popularitas busana tak berkerah ini. Pada 1939 aktor Clark Gable memainkan film komedi romantis ‘It Happened One Night’. Dalam film itu Gable mengenakan kaos oblong putih. 

Pada 1950-an aktor James Dean mengenakan T-Shirt putih dan jaket dalam film ‘Rebel without a Cause’.  Film-film yang dibintangi Marlon Brando dan Paul Newman juga membuat T-Shirt lebih digemari. Ketika pada 1950-an Senator John F.Kennedy di Washington dan Jacqueline Onassis di New York mengenakan kaus oblong, citra T-Shirt ‘naik kelas’, dari busana petani miskin menjadi busana kalangan atas.
 
T-Shirt dipakai Michael Jackson dan kuli bangunan, anak-anak dan orang tua, pria dan wanita. Para desainer membuat busana yang nothing menjadi something. T-Shirt bergambar ‘God Save The Queen’ diciptakan desainer Vivienne Westwood untuk band The Sex Pistols.

Desainer Karl Lagerfeld hanya menambahkan kata ‘Chanel’ di depan kaus oblong  (foto) dan busana itu berhasil memberi keuntungan ribuan dollar pada butik Coco Chanel. Begitu pula desainer Ralph Lauren yang mendesain T-Shirt dengan logo cowboy menunggang kuda dan desainer Jerman Jil Sander yang membuat T-Shirt dari bahan sutera.  

T-Shirt pun muncul di berbagai iklan busana kelas atas. Iklan jeans Guess menampilkan model seksi Claudia Schiffer  yang mengenakan T-Shirt  basah melekat di tubuhnya.  Model Naomi Campbell juga berpose seksi dengan T-Shirt untuk iklan Gap. Pada 1980-an iklan-iklan Calvin Klein yang dibuat Bruce Weber menampilkan pria dan wanita dalam T-Shirt.

Pada 1953 DuPont membuat T-Shirt dari bahan polyester. Walt Disney dan Roy Rogers membuat T-Shirt sebagai sovenir pada 1959. T-Shirt yang pada awalnya hanya berwarna putih berubah menjadi bermacam-macam warna pada akhir 1960-an. Berbagai hiasan manik-manik, bulu, bunga-bunga, atau bordir membuat T-Shirt semakin fashionable, tidak sekedar busana katun sederhana.

Konser-konser musik pun dibarengai promosi dengan T-Shirt bergambar para pemusik, seperti T-Shirt untuk tour Led Zeppelin, Deep Purple, Pink Floyd, dan sebagainya. Pemusik heavy metal seperti Black Sabbath membuat T-Shirt bergambar tengkorak dan naga dengan huruf-huruf Gothic. 

Untuk musik rock pada umumnya dipilih kaus warna gelap. Pada 1976 T-Shirt bergambar aktris seksi Farah Fawcett laku keras dan menghasilkan keuntungan delapan juta dollar bagi pembuatnya. Kaus oblong bertuliskan ‘Nuclear Free Pacific’ menghasilkan uang ribuan dollar pada sebuah malam dana.  Tentu ini berbeda dengan kaus bertuliskan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.

 140604

Black Tie



 

Sepulang menghadiri acara resepsi ulang tahun suatu perusahaan di luar kota, suami saya menggerutu panjang-pendek. "Brengsek, saya jadi satu-satunya orang yang tampil beda di acara itu. Pakai setagen segala," ujarnya jengkel. 

Pada acara itu suami saya -- yang pada dasarnya tak suka berbusana formal -- mengenakan busana black tie yang khusus dia pesan demi memenuhi dress code yang tertera di undangan. Nyatanya, ia malah overdressed.
 
Ketika mengemas baju-bajunya ke dalam kopor, suami saya memang sempat resah. Pasalnya, di undangan tersebut tercantum dress code: black tie/evening gown. Berarti, para undangan pria diharapkan mengenakan tuxedo, sementara kaum wanita memakai gaun malam. Tuxedo merupakan busana paling formal yang biasanya dikenakan pada acara penganugerahan penghargaan, pertunjukan opera atau konser musik klasik yang diadakan di gedung pertunjukan. 

Suami saya paling benci mengenakan cummerbund -- kain berlipit-lipit yang dililitkan di pinggang. Ia lebih suka menyebut cummerbund sebagai setagen -- selendang yang biasa dililitkan di sekitar perut dan dada ibu-ibu yang berbusana tradisional. “Bikin sesak napas,” katanya sambil mengelus-elus perutnya yang agak buncit.

Suami saya bukan satu-satunya orang yang “membenci” tuxedo. Bahkan, di acara penyerahan Academy Award (piala Oscar) yang  formal pun, banyak undangan pria yang enggan ber-tuxedo. Mereka memilih memakai setelan jas hitam dengan dasi hitam. Padahal, di acara seperti itu kaum pria  diharapkan mengenakan tuxedo. Meski anniversary dinner party perusahaan itu dirancang penyelenggaranya menjadi acara yang sangat formal, sangat jarang orang Indonesia yang mau ber-tuxedo.  Adhie M.S., Koes Hendratmo, Kris Biantoro, Iwan Tirta, Hary Darsono dan Dali Taher adalah segelintir orang Indonesia yang mau mengenakan busana berdasi kupu-kupu itu.

Suami saya pun sempat berpikir untuk mengenakan setelan jas warna hitam dengan dasi berwarna gelap. Apalagi, ia tak bisa menyimpul dasi kupu-kupu yang biasa dikenakan melengkapi  tuxedo. Namun karena menghormati pihak pengundang, dengan berat hati akhirnya ia memutuskan memakai tuxedo, sesuai dengan dress code yang tertera. Selain itu, ia enggan pula dianggap tak tahu etiket.

Namun kenyataannya, ia justru salah tingkah dan kurang percaya diri karena tampil lain sendiri. Kebanyakan tamu pria yang hadir pada pesta di hotel bintang lima itu mengenakan setelan warna gelap, sebagian lagi berjas dan pantalon berbeda warna, ada pula yang mengenakan jas warna terang, kaus turtleneck atau baju kerah Nehru dibalut blazer, bahkan batik warna terang. 

Para wanita pun ada yang mengenakan blazer, gaun tanpa lengan, kebaya, atau busana tradisional lainnya. “Kecuali saya, tak ada hadirin lain - termasuk pengundang -- yang mengenakan busana sesuai dress code,” kata suami saya. Malah, beberapa undangan mengaku tak memperhatikan kode busana yang tercantum di undangan.

Sebagai penulis buku-buku busana pria, saya memang sempat tertegun ketika membaca dress code pada undangan yang dipegang suami saya. Namun saya lebih tertegun lagi mendengar cerita suami saya tentang keragaman busana di acara tersebut. Kok ada sih tamu yang nekad mengenakan jas warna terang dalam acara formal? Bukankah jas warna terang dianggap tidak sopan dipakai di acara formal? 

Mengapa pula ada tamu yang “tega” memakai busana smart casual berupa blazer dan kaus turtleneck atau kemeja berkerah Nehru di acara formal? Sebenarnya, dengan mematuhi dress code berarti para tamu menghargai pengundangnya, sekaligus menyiratkan sebagai orang yang tahu etiket.

Di sela acara, sambil menyinggung penampilannya yang “aneh sendirian” itu, suami saya sempat berbincang-bincang dengan si pengundang mengenai dress code: black tie. Ternyata, si pengundang berharap agar para pria datang dengan jas gelap dilengkapi dasi, bukan mengenakan tuxedo. “Pakai jas black lengkap dengan tie,” paparnya mengenai pengertian black tie yang dia maksudkan.

Kesalahpahaman ini menyiratkan pentingnya baik pengundang mau pun yang diundang sama-sama memahami istilah kode busana dan suasana atau kesempatan yang tepat untuk masing-masing busana. Untuk acara dinner party seperti kasus di atas, misalnya, lazimnya hadirin mengenakan setelan (suit) hitam atau abu-abu tua dengan dasi bermotif kecil-kecil yang tampak formal. Dasi bermotif kecil-kecil tampak lebih formal ketimbang dasi bermotif besar-besar. Dasi bergaris-garis tipis tampak lebih formal dibanding dasi bergaris-garis tebal.

Adapun untuk cocktail party, para tamu perlu tahu siapa penyelenggaranya dan di mana acara itu diselenggarakan. Kalau acara cocktail party itu diadakan untuk sekadar kumpul-kumpul dengan teman dekat, busana bisa smart casual. Namun, bila cocktail party diselenggarakan perusahaan atau seorang diplomat di tempat yang formal, sebaiknya kenakan jas warna gelap.

Bagaimana bila kode busana yang tercantum di undangan tak sesuai dengan acara yang diselenggarakan, atau undangannya tak mencantumkan kode busana? Mungkin ada baiknya ketika Anda mengonfirmasi kehadiran Anda melalui nomor telepon yang tercantum pada RSVP (Repondez s’il vous plait/harap dijawab).

Anda juga menanyakan kepada pengundang, busana apa yang seharusnya dikenakan. Dengan cara ini, Anda akan terhindar dari pengalaman tak enak menjadi orang yang “berani tampil  beda” seperti suami saya. 


Artikel ini pernah dimuat di majalah Swa,
Kamis, 12 Juni 2003. 
Kredit foto :  disini.

 
140623