Minggu, 29 Desember 2019

Rumah Raden Saleh

Rumah Raden Saleh yang kemudian menjadi bagian dari RS Cikini


Lukisan karya Raden Saleh Sjarif Boestaman yang paling terkenal berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro. Seperti kita ketahui, Pangeran Diponegoro diundang oleh Belanda ke Magelang untuk sebuah perundingan. Belanda sudah mengalami banyak kehilangan jiwa dan bangkrut dalam menghadapi pemberontakan Pangeran Diponegoro yang dikenal sebagai perang Jawa. Belanda kemudian mengundang Pangeran Diponegoro untuk berunding. Tetapi ternyata Belanda menipunya. Pangeran Diponegoro bukan diajak berunding, melainkan ditangkap. Itu sebuah tipuan yang licik dan memalukan.
Ada dua lukisan peristiwa bersejarah itu, yaitu versi Raden Saleh dan versi pelukis Belanda Nicolaas Pieneman. Raden Saleh memberi judul karyanya Penangkapan Pangeran Diponegoro sedangkan Pieneman memberi judul karyanya Penyerahan Diri Pangeran Diponegoro. Raden Saleh menggambarkan Diponegoro dengan raut tegas, menahan marah, kepala tegak dan mata menatap penuh kebencian kepada Jenderal Hendrik Mercus de Kock di depannya. Sedangkan Pieneman menggambarkan Diponegoro dengan wajah pasrah, tidak menatap Jenderal de Kock.
Lukisan Penyerahan Diri Pangeran Diponegoro karya Nicolaas Pienemann

Raden Saleh melukis tokoh Belanda di lukisannya dengan kepala yang sedikit terlalu besar agar tampak lebih mengerikan. Para pengikut Diponegoro digambarkan mengenakan kain batik dan blangkon dan tanpa membawa senjata karena mereka datang tidak untuk berperang, melainkan dengan niat untuk berunding. Pangeran Diponegoro pun tidak digambarkan membawa keris.
Banyak karya lain dari Raden Saleh yang terkenal di Eropa. Sekembalinya Raden Saleh dari  Eropa setelah ia 20 tahun bermukim di sana, ia mendirikan rumah di Cikini, Jakarta. Rumah megah itu didirikan di atas tanah milik istrinya. Mereka tinggal di rumah itu hingga 1852 sampai 1867, kemudian pindah ke Bogor. Raden Saleh meninggal pada 23 April 1884 dan dimakamkan di Bogor.
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh

Rumah di Cikini itu memiliki kebun yang sangat luas, sebagian menjadi kebun binatang. Pada era Gubernur Ali Sadikin kebun binatang dipindah ke Ragunan dan di lahan bekas kebun binatang itu dibangun Taman Ismail Marzuki untuk para seniman.
Pada 12 Januari 1895 rumah itu dibeli oleh sepasang suami istri Dominee Cornelis de Graaf dan isterinya Adriana J de Graaf Kooman dengan harga 100 ribu gulden. Dana untuk membelinya dari sumbangan Ratu Emma (Ratu Belanda) pada waktu itu. Rumah itu digunakan untuk  merawat para pasien dan dinamakan Koningen Emma Ziekenhuis (Rumah Sakit Ratu Emma).