Minggu, 09 Juni 2024

VOC Bubar pada 1799

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah perusahaan dagang milik Belanda yang memonopoli rempah-rempah di Nusantara. Mereka membeli murah dari petani pribumi lalu menjual dengan harga tinggi di Eropa. Perusahaan ini didirikan pada 20 Maret 1602. Kerajaan Belanda memberi wewenang kepada VOC untuk membuat perjanjian dagang, perjanjian perang, perjanjian damai, dan membentuk angkatan perang untuk menundukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara.


VOC  pada awalnya hanya ingin mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara, tapi kemudian menghancurkan kekuatan raja-raja yang menghambat usaha mereka. Beberapa kerajaan tidak mau ditundukkan, diantaranya kerajaan Mataram dari Jawa Tengah, Gowa-Tallo dari Sulawesi Selatan, Ternate-Tidore dari Maluku, Banten, dan Palembang.  

 Tapi VOC memiliki peralatan perang yang modern dan serdadu-serdadu bayaran yang terlatih, sehingga banyak kerajaan yang dapat ditundukkan. Belanda menerapkan politik memecah belah, mengadu domba, dan ikut campur ke dalam urusan internal kerajaan untuk kepentingan mereka. Perjanjian Giyanti pada 1755 mengakibatkan Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua: Sunan Pakubuwana III memimpin wilayah Surakarta dan Sultan Hamengkubuwono I memimpin wilayah Yogyakarta. Dalam perjanjian itu jika diperlukan VOC dapat menentukan siapa yang boleh menguasai kedua wilayah itu. Sementara Perjanjian Bongaya pada 1667 adalah deklarasi kekalahan kerajaan Gowa dan pengesahan monopoli VOC untuk perdagangan di Makassar.


VOC sibuk berperang untuk memperluas dan mempertahankan tanah jajahannya sehingga menimbulkan beban keuangan bagi perusahaan. Sementara itu VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris dan Prancis yang juga mengirim rempah-rempah ke Eropa. Korupsi di dalam tubuh VOC memperparah kondisi keuangan perusahaan ini.

VOC akhirnya bangkrut dan dibubarkan pada 31 Desember 1799, meninggalkan utang lebih dari seratus juta gulden. Pemerintah Belanda kemudian mengambil alih semua tanah jajahan VOC di Nusantara. Wilayah Nusantara dinamakan Nederlandsch Indie (Hindia Belanda). Setelah VOC bubar dibentuk pemerintahan di Hindia Belanda yang dipimpin Gubernur Jenderal bangsa Belanda. Penjajah Belanda berkuasa di Hindia Belanda (Indonesia) sampai 8 Maret 1942 ketika Belanda menyerah kepada Jepang dalam perang Pasifik.

Foto-foto karya Endro S.Markam pada tulisan ini tidak ada hubungan dengan VOC