Rabu, 24 April 2024

Dedikasi Steve Jobs


"Saya memiliki sejuta dollar ketika saya berusia 23, sepuluh juta ketika saya berusia 24, dan lebih dari 200 juta ketika saya berusia 25," kata Steve Jobs, salah seorang terkaya di dunia.

Namun ia jarang sekali bicara tentang uang dan harta. Baginya bekerja bukan kegiatan untuk menghasilkan uang, melainkan dedikasi untuk menciptakan produk-produk yang semakin baik. Dalam bekerja, ia sangat memperhatikan detail.

Ia mengenakan arloji Porsche yang dipilihnya karena kekagumannya pada desainnya yang amat detail. Bila ada orang yang mengagumi desain jam tangannya, Jobs akan melepaskan jam seharga dua ribu dollar itu dari tangannya dan diberikan kepada orang itu: "Selamat. Anda sudah menyadari kehebatan desain,"katanya. Beberapa menit kemudian ia mengenakan jam serupa itu lagi. Ia menyimpan satu boks di kantornya agar dapat memberikannya kepada orang lain.

Jobs yang suka bekerja dengan sungguh-sungguh itu menyadari, hal-hal kecil dapat membuat kesempurnaan tapi sempurna bukan hal kecil.

Sumber: Steve Jobs Stay Hungry, Stay Foolish karya Jay Elliot dan William L.Simon

Jumat, 08 Maret 2024

Jalur Kereta Api, Candi, dan ITB


Berlatar belakang pendidikan militer DR.Jan Willem Ijzerman memulai kariernya di Hindia Belanda pada Februari 1874. Ia bekerja di Staatsspoorwegen (Perusahaan Kereta Api Negara) sebagai insinyur pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda. 

Ia membangun jalur kereta api dari tambang batu bara Ombilin ke pelabuhan Emmahaven (kini Teluk Bayur) di Sumatra Barat. Pelabuhan itu merupakan pintu gerbang keluar-masuk barang ekspor-impor dari dan ke Sumatra Barat. Pembangunan jalur kereta api ini sungguh pekerjaan yang penuh rintangan, karena hutan Sumatra sangat ganas pada waktu itu. Selanjutnya Ijzerman membangun jalur kereta api dari Padang Panjang sampai ke Siak, Riau, untuk menghubungkan pantai barat dan pantai timur Sumatra. Jalur kereta api dibangun untuk memperlancar pengangkutan kekayaan alam di Jawa dan Sumatra ke Belanda. Jalur-jalur kereta api pada zaman kolonial Belanda yang masih digunakan PT KAI merupakan karya peninggalan Ijzerman.

Pada 1874 sampai 1878 ia tinggal di Malang untuk membangun jalur kereta api Surabaya-Malang. Kemudian pada 1878 sampai 1881 ia tinggal di Bogor untuk membangun jalur kereta api Bogor-Bandung-Cicalengka. Salah satu karyanya adalah Stasiun Bandung lama.

Pada 1881 ia pindah ke Yogyakarta untuk membangun jalur kereta api Yogyakarta-Cilacap. Ia tertarik pada candi-candi kuno di Jawa dan melakukan riset arkelogi pada 1880 sampai 1887. Ia menjadi pendiri dan pimpinan Sarekat Arkeologi Yogyakarta (Archeologische Vereeniging Yogyakarta) pada 1885. Ia meneliti, membersihkan, menggali, dan melestarikan beberapa candi Buddha dan Hindu seperti Borobudur dan Prambanan. 

Ijzerman berperan penting dalam pelestarian candi Borobudur dan candi-candi lain di Jawa. Ia dan timnya menemukan dasar dari candi Borobudur. Jalan di sekitar Candi Borobudur digali dan meminta fotografer Kassian Cephas untuk mengabadikan 160 relief yang berhasil ditemukan saat itu. Ketika gunung Merapi meletus relief-relief itu terkubur lagi. Oleh karena itu foto-foto Cephas sampai hari ini adalah satu-satunya sumber rujukan untuk studi relief paling dasar candi itu. Cephas juga terlibat dalam pemotretan Candi Prambanan. Fotografer ini menjadi anggota lembaga penelitian bergengsi Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde (KITLV) sejak 1896 sampai 1912. Cephas sempat memotret bagian Karmawibangga yang tersembunyi di candi Borobudur. Ijzerman juga menulis hasil-hasil penelitiannya mengenai candi-candi Jawa Tengah.

Ijzerman membangun pertambangan batu bara di Ombilin, Sumatra Barat, pada akhir 1890-an sampai awal 1900-an sebagai General Manager Enim Petroleum Company dan Royal Dutch/Shell. Ia juga meningkatkan industri minyak dengan pesat di Sumatra Selatan. Dr.Jan Willem Ijzerman adalah inisiator utama pembangunan Technische Hoogeschool (kini ITB). Ia menjadi Ketua Komisi Perguruan Tinggi Hindia Belanda yang mendirikan Technische Hoogeschool.

Dr.Jan Willem Ijzerman meninggal di Den Haag pada 10 Oktober 1932. Untuk mengenang jasa-jasanya mendirikan Technische Hoogeschool (TH), Prof. Odé merancang  taman di selatan ITB yang dinamakan Ijzerman-park. Patung perunggu setengah badan Ijzerman bertengger di utara taman itu. Pada waktu perang merebut Irian Barat (kini Papua) dari penjajahan Belanda, Indonesia mengusir orang-orang Belanda termasuk semua dosen Belanda yang bekerja di TH Bandung. Patung Ijzerman di Ijzerman Park juga dirusak. Pada 1950 nama Ijzerman-park diganti menjadi Taman Ganesha.