Selasa, 03 Oktober 2017

Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro




Go Tik Swan adalah tokoh penting dalam sejarah perbatikan Indonesia. Gelar Panembahan Hardjonagoro diberikan oleh Keraton Kasunanan Surakarta kepada Go Tik Swan atau Hardjono Go Tik Swan. Tokoh batik ini pada 1955 mengemban amanah dari Presiden Soekarno untuk mengembangkan Batik Indonesia, yaitu corak batik yang lebih nasionalistik berupa penggabungan rasa persatuan, rasa nasionalisme, dan rasa romantisme. 

Go Tik Swan bersama Presiden Soekarno
Pesan Presiden Soekarno untuk menciptakan Batik Indonesia adalah tugas besar yang harus dilaksanakan Go Tik Swan. Presiden Soekarno dan  Hardjono Go Tik Swan berkenalan dalam acara Dies Natalis UI pada 1955. Acara itu dimeriahkan pagelaran seni tari di Istana Negara. Presiden Soekarno melihat tarian Gambir Anom begitu indah dibawakan oleh Hardjono Go Tik Swan. Presiden lebih kagum lagi setelah mengetahui bahwa yang menarikannya adalah pemuda keturunan Tionghoa. Pada zaman itu tidak lazim keturunan Tionghoa mempelajari tarian Jawa.

Go Tik Swan mendatangi hampir seluruh pembatikan di Jawa. Ia juga berkunjung ke makam-makam leluhur namun belum menemukan ide untuk Batik Indonesia. Ketika menginap di rumah Walter Spies, pelukis asal Jerman yang tinggal di Bali, ia memperoleh ide untuk menciptkan Batik Indonesia.

Batik Indonesia karya Go Tik Swan adalah perpaduan batik klasik keraton Surakarta dan Yogyakarta dengan gaya pesisir Jawa Tengah terutama Pekalongan. Teknik pewarnaan soga pada batik Surakarta dan Yogyakarta dipadukan dengan teknik pewarnaan multiwarna pada batik pesisir.

Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro  lahir di Surakarta pada 11 Mei 1921, anak sulung dari pasangan Go Dhiam Ik dan Tjan Ging Nio, keluarga Tionghoa yang kaya. Keluarga ibunya adalah produsen batik yang mempunyai empat pembatikan besar dan mempekerjakan ratusan pembatik. Eyang buyutnya adalah kepala kampung (Wijk Meester) Tionghoa di Surakarta. Budaya Jawa merasuk dalam diri Go Tik Swan sehingga pada awal masuk sekolah ia sudah menambahkan nama ‘Hardjono’ pada 

Go Tik Swan adalah empu dunia pernbatikan karena karya-karya batiknya yang bernilai tinggi. Ia dengan teliti, tekun, sabar, dan konsisten mengarahkan para pembatik pilihan sehingga menghasilkan batik karya adiluhung. Go Tik Swan Panembahan Hardjono meninggal di  kota kelahirannya  pada 5 November 2008.




Tidak ada komentar: