Senin, 28 September 2015

Jeans yang Selalu In



 Diciptakan pertama kali oleh Levi Strauss pada 1853, ia menjual celana jeans kepada para buruh tambang emas di Amerika yang membutuhkan celana dari bahan yang kuat, tak mudah robek. Ternyata celana Levi’s digemari bukan hanya di kalangan pekerja tambang, melainkan juga para koboi. karena tak mudah aus dan koyak tergesek pelana. Pada waktu itu Levi Strauss menggunakan bahan dari kanvas coklat. Pada 1860 ia mengganti warna jeans buatannya dengan warna biru indigo yang kemudian menjadi warna klasik.

Ketika abad berganti jeans tidak lagi menjadi busana buruh tambang. Pada 1950an jeans dikenakan orang-orang muda, terutama mahasiswa, di Eropa sebagai lambang kebebasan, petualangan, dan suatu awal baru setelah perang di Eropa usai. Trend busana ini pada awalnya mengejutkan generasi tua yang konservatif. Mereka menampiknya karena menganggap jeans kurang pantas dikenakan orang baik-baik. Namun pada 1960an jeans semakin populer di Eropa, meski harganya jauh lebih mahal dibandingkan di Amerika karena memang masih diimpor dari Amerika.

Pada 1970an  hampir semua orang muda di Eropa memiliki jeans dalam koleksi busana kasual mereka. Para desainer Eropa lalu melihat peluang emas untuk memasarkan jeans dengan berbagai model di negara mereka. Para desainer internasional seperti Calvin Klein, Versace, Armani, Donna Karan, Roccobarocco, dan sebagainya menghargai jeans setara dengan busana-busana karya mereka yang lain. 

Pada 1980an jeans semakin populer di semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa. Berawal dari celana panjang, bahan jeans juga merambah menjadi baju, jaket, bahkan busana wanita hamil. Dengan berbagai variasinya, jeans menjadi busana yang tak pernah ketinggalan zaman. Apalagi  bahan jeans semakin disempurnakan sehingga menjadi lebih lembut dan nyaman karena dicampur dengan katun.

Warna jeans juga mengalami evolusi, berawal dari coklat, beralih menjadi biru indigo, dan akhirnya hadir dalam berbagai pilihan warna: putih, hitam, merah, dan sebagainya. Namun sampai kini warna biru tetap yang paling digemari, karena berkesan klasik dan cocok dikombinasikan dengan busana warna apa pun.  Ada pula busana  dari bahan jeans yang dihias dengan  bordir. Ada berbagai model dan warna celana jeans yang dijual di toko dengan berbagai model kancing, ritsleting, dan kualitas bahan.   

Berikut ini adalah terminologi yang biasa digunakan untuk potongan (cutting) jeans:

1.      Regular fit adalah model jeans paling klasik. Pipa celananya dipotong lurus ke bawah. Biasanya lebarnya 40 cm pada mata kaki.

2.      Relax atau easy fit adalah model celana jeans yang mirip regular fit, namun sedikit lebih lebar pada bokong, pinggul, kaki, dan lutut, kemudian menyempit pada pergelangan kaki sehingga lebar jeans pada pergelangan kaki sekitar 38 cm. 

3.      Baggy adalah model celana jeans yang berpotongan longgar pada  bagian pinggul dan sepanjang pipa celana.

4.      Straight cut adalah celana jeans yang sepanjang pipa celana memiliki lebar yang sama sehingga pipa celana berbentuk lurus. Biasanya potongannya agak ketat dan terlihat sangat bagus pada kaki yang panjang dan ramping.

5.      Boot cut adalah celana jeans gaya cowboy yang pada bagian mata kakinya dipotong agak lebar agar sepatu boot bisa masuk di balik celana jeans itu.

6.      Flares adalah model celana jeans yang dipotong melebar mulai dari bagian bawah lutut.

Tidak ada komentar: