Jumat, 13 Mei 2016

Museum Perumusan Naskah Proklamasi



Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta didesak para pemuda agar segera memproklamasikan kemerdekaan begitu Jepang dikalahkan Sekutu pada 14 Agustus 1945.  Para pemuda membawa kedua tokoh itu ke rumah Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok, Karawang, pada 16 Agustus 1945 pukul 3 dinihari, untuk merumuskan naskah proklamasi. Sesungguhnya Bung Karno dan Bung Hatta ingin proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai  Bung Karno. Tapi para pemuda menolak keinginan Bung Karno. Mereka beranggapan PPKI buatan Jepang. Mereka tidak ingin Bung Karno dan Bung Hatta terpengaruh Jepang dan tidak ingin kemerdekaan RI seolah-olah hadiah dari Jepang.

Ahmad Soebardjo kemudian menjemput Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 tengah malam untuk membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada keesokan harinya. Sesampainya di Jakarta mereka disediakan tempat berkumpul di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung  Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang. 

Selama mereka berunding merumuskan naskah proklamasi, Maeda naik ke lantai atas rumahnya. Ada 29 orang yang berkumpul di rumah Maeda menjelang subuh 17 Agustus 1945, bulan Ramadhan. Mereka antara lain adalah Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantoro (Mas Suwardi Soerjaningrat), Mr. Iwa Kusumasumantri, Mr. Teuku Mohammad Hassan dan beberapa tokoh lainnya. 

Setelah mendapat persetujuan dari semua hadirin, Bung Karno meminta Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi. Mesin tik diambil dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruangan di bawah tangga ditemani B.M. Diah. Tiga kata dari konsep naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno diubah oleh Sayuti Melik. Kata ‘tempoh’ diubah menjadi ‘tempo’, kata ‘Wakil-wakil bangsa Indonesia’ diubah menjadi ‘Atas nama bangsa Indonesia’. Begitu pula dalam penulisan hari, bulan, dan tahun. Tulisan tangan asli Bung Karno kemudian dibuang di tempat sampah oleh Sayuti, tapi diambil dan disimpan oleh B.M. Diah. Setelah naskah proklamasi selesai diketik segera ditandatangani  Soekarno dan Mohammad Hatta di atas piano yang diletakkan di bawah tangga. Pukul 10 naskah proklamasi dibacakan Bung Karno di depan rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jalan Proklamasi), tak jauh dari rumah Maeda.
 

4 Mei 2016











Tidak ada komentar: