Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta didesak para pemuda
agar segera memproklamasikan kemerdekaan begitu Jepang dikalahkan Sekutu pada
14 Agustus 1945. Para pemuda membawa
kedua tokoh itu ke rumah Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok, Karawang, pada 16
Agustus 1945 pukul 3 dinihari, untuk merumuskan naskah proklamasi. Sesungguhnya
Bung Karno dan Bung Hatta ingin proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai
Bung Karno. Tapi para pemuda menolak keinginan Bung Karno. Mereka
beranggapan PPKI buatan Jepang. Mereka tidak ingin Bung Karno dan Bung Hatta
terpengaruh Jepang dan tidak ingin kemerdekaan RI seolah-olah hadiah dari
Jepang.
Ahmad Soebardjo kemudian menjemput Bung Karno dan Bung Hatta
ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 tengah malam untuk membacakan naskah
proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada keesokan harinya. Sesampainya di
Jakarta mereka disediakan tempat berkumpul di rumah Laksamana Muda Tadashi
Maeda, Kepala Kantor Penghubung Angkatan
Laut dan Angkatan Darat Jepang.
Selama mereka berunding merumuskan naskah proklamasi, Maeda
naik ke lantai atas rumahnya. Ada 29 orang yang berkumpul di rumah Maeda
menjelang subuh 17 Agustus 1945, bulan Ramadhan. Mereka antara lain adalah
Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantoro (Mas Suwardi Soerjaningrat),
Mr. Iwa Kusumasumantri, Mr. Teuku Mohammad Hassan dan beberapa tokoh lainnya.
Setelah mendapat persetujuan dari semua hadirin, Bung Karno
meminta Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi. Mesin tik diambil dari kantor
Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruangan di bawah tangga ditemani
B.M. Diah. Tiga kata dari konsep naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung
Karno diubah oleh Sayuti Melik. Kata ‘tempoh’ diubah menjadi ‘tempo’, kata
‘Wakil-wakil bangsa Indonesia’ diubah menjadi ‘Atas nama bangsa Indonesia’.
Begitu pula dalam penulisan hari, bulan, dan tahun. Tulisan tangan asli Bung Karno
kemudian dibuang di tempat sampah oleh Sayuti, tapi diambil dan disimpan oleh
B.M. Diah. Setelah naskah proklamasi selesai diketik segera ditandatangani Soekarno dan Mohammad Hatta di atas piano yang
diletakkan di bawah tangga. Pukul 10 naskah proklamasi dibacakan Bung Karno di
depan rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jalan Proklamasi), tak jauh
dari rumah Maeda.
4 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar