Minggu, 22 April 2018

Perempuan-perempuan Perkasa di Jawa Abad ke-18 dan 19


Para perempuan priayi dan perempuan keluarga keraton di Jawa Tengah selatan sudah menikmati kesempatan bertindak dan mengambil inisiatif pribadi sebelum  RA Kartini lahir. Peran mereka lebih luas daripada para perempuan yang hidup pada akhir abad ke-19, pada zaman Raden Ajeng Kartini (1879 – 1904). Jejak mereka bahkan menembus bidang militer dan politik. 

Pada zaman Pakubuwono V (1820 – 1823) ada Korps Srikandi Surakarta. Empat puluh perempuan dengan sebilah keris diselipkan di ikat pinggang mereka, masing-masing memegang pedang atau senapan. Mereka duduk berbaris di bawah takhta Sunan. Mereka adalah pasukan kawal yang mengagumkan.

Raden Ayu Yudokusumo adalah putri Sultan Hamengkubuwono Pertama. Ia adalah salah satu dari beberapa panglima kavaleri senior Pangeran Diponegoro. Perempuan ahli siasat  ini kemudian bergabung dengan Raden Tumenggung Sosrodilogo di Jipang Rajegwesi melawan Belanda pada 28 November 1827 sampai 9 Maret 1828. Ketika ia dan Sosrodilogo menyerah kepada Belanda pada Oktober 1828 ia bersama keluarga besarnya menggunduli rambutnya sebagai lambang kesetiaan pada perang sabil melawan kafir Belanda dan orang Jawa ‘murtad’ sekutu Belanda.

Peran perempuan di bidang bisnis sangat penting. Ratu Kencono Wulan (1780 – 1859), istri ke-tiga Sultan Hamengku Buwono II, berasal dari keluarga kelas bawah, pemilik kios di pasar Beringharjo. Sang Ratu menjelma menjadi first lady yang sangat rakus. Ia memanfaatkan posisinya untuk meminta bagian dari keuntungan setiap proyek.

Dalam sistem pendidikan Barat anak keraton ‘dipinjamkan’ kepada keluarga Indo-Belanda untuk membentuk karakter dan memberi  pengetahuan kepada anak itu. Anak tidak lagi diasuh oleh  perempuan yang lebih tua di kerajaan. Sistem pendidikan Barat  ini  merusak pengaruh perempuan keraton dan masyarakat Jawa pada umumnya. Kolonialisme dan Islam memengaruhi pola asuh seperti ini. Sejarawan asal Inggris Peter Carey dan Vincent  Houben menceritakannya dalam buku karyanya ini.

Tidak ada komentar: