Rabu, 14 Oktober 2020

Mahasiswa Jangan Menjadi Korban Rekayasa Politik

Soe Hok Gie adalah aktivis mahasiswa angkatan 1966 yang meninggal dalam usia muda. Menurutnya, perjuangan mahasiswa seharusnya seperti pengelana koboi yang kebetulan singgah di desa yang dikuasai para bandit. Sang koboi muak dengan kelakuan tengik para bandit dan trenyuh melihat masyarakat desa yang tertindas. Tanpa ada yang meminta dan menyuruhnya, koboi itu merasa terpanggil untuk membebaskan masyarakat desa dari cengkeraman para bandit. Ia hanya mengikuti kata hatinya yang tidak nyaman melihat kezaliman.


Setelah berhasil mengalahkan para bandit, para penduduk desa ingin menyampaikan terima kasih dengan memberikan hadiah dan mengangkatnya sebagai sherif desa. Sang jagoan menolak karena apa yang dilakukannya tidak dengan harapan mendapatkan hadiah atau mencari jabatan. Ia segera mengucapkan selamat tinggal kepada para penduduk desa dan melanjutkan perjalanannya.

Soe Hok Gie berpendapat, aksi mahasiswa adalah kelompok yang seharusnya seperti tindakan sang koboi. Gerakan murni karena moral dan hati nurani, bukan karena alasan lain atau mengharapkan pamrih untuk mencari jabatan dan kekuasaan. Pemikiran Soe Hok Gie ini diilhami film koboi Shane yang dibintangi Alan Ladd pada pertengahan 1950-an. Film ini sangat terkenal pada zamannya.

Para mahasiswa seharusnya tahu betul mengenai sesuatu yang mereka protes, bukan karena ikut-ikutan atau disuruh apalagi dibayar orang. Para mahasiwa jangan menjadi korban rekayasa politik.


Sumber: buku Jakarta 1960-an, Kenangan Semasa Mahasiswa karya Firman Lubis. 

Tidak ada komentar: