Minggu, 04 Oktober 2015

Museum Geologi




Bagaimana cara mengetahui batu mulia yang asli dan palsu? Apa saja jenis batu mulia yang ada di dalam perut bumi? Anda bisa mendapat jawabannya di Museum Geologi di Jalan Diponegoro 57, Bandung.
Seorang tenaga ahli geologi asal Swiss, DR. Werner Rothpletz, mempunyai hobi meneliti prasejarah dengan cara mengumpulkan artefak di puncak-puncak bukit di timur laut Bandung. Sebagian artefak yang dikoleksi Rothpletz disimpan di Geologisch Laboratorium (Laboratorium Geologi), namun kemudian lebih dikenal dengan nama Geologisch Museum (Museum Geologi).

Gedung ini diresmikan bertepatan saat pembukaan kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV, pada 16 Mei 1929, di Institut Teknologi Bandung. Pada sekitar 1941, pada waktu Perang Dunia II, gedung Geologi menjadi markas angkatan udara kolonial Belanda sehingga sebagian koleksinya dipindah ke Gedung Pensioen Fonds (sekarang Gedung Dwiwarna) dan itu membuat beberapa koleksinya rusak dan hilang.

Pada masa pendudukan Jepang, pada sekitar 1942, Museum Geologi berfungsi kembali, namun kurang dikelola dengan baik. Memasuki masa kemerdekaan, Museum Geologi belum dapat dikelola sebagaimana mestinya. Barulah setelah dibentuk Jawatan Geologi pada 1952 yang menempatkan Museum Geologi sebagai salah satu bagian di dalamnya, penataan dapat dimulai kembali.

Museum Geologi memiliki ratusan ribu koleksi batuan dan mineral serta puluhan ribu koleksi fosil, satu-satunya museum yang mengangkat tema geologi di Indonesia dan terlengkap di Asia. Museum ini bukan hanya menyajikan koleksi dan pengetahuan, melainkan juga dapat menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan bagi seluruh keluarga.

Sebagian koleksi itu dipamerkan di lantai 1 yang menempati dua ruangan besar dan dibagi dalam dua tema, yakni Geologi Indonesia dan Sejarah Kehidupan. Ruang Sejarah Kehidupan menggambarkan sejarah perkembangan kehidupan di muka bumi, yang dimulai sejak kurun waktu 4,6 milyar tahun silam. Karena itu, koleksi di ruang ini banyak menampilkan berbagai fosil makhluk hidup dari masa ke masa, seperti fosil organisme bersel satu sampai replica fosil dinosaurus Tyrannosaurus Rex, stegodon, badak Jawa dan beberapa mamalia besar lainnya.

Pada ruangan berikutnya yang masih menjadi bagian dari Ruang Sejarah Kehidupan, terdapat ruang khusus manusia purba. Di ruangan ini, para pengunjung dapat melihat berbagai replika fosil tengkorak manusia purba dari berbagai tempat di luar negeri, maupun manusia purba yang terdapat di dalam negeri.

Naik ke lantai dua, para pengunjung dihadapkan pada koleksi yang disajikan dengan lebih menarik. Terdapat dua ruangan di lantai dua, yakni ruang Sumber Daya Geologi, serta Manfaat dan Bencana Geologi.
Pada ruangan Sumber Daya Geologi, ditunjukkan berbagai potensi sumber daya mineral, energi, serta air tanah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sumber daya mineral meliputi berbagai jenis mineral logam dan nonlogam, termasuk batu mulia. Sumber daya energi mencakup energi konvensional, seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara, serta energi alternatif (panas bumi), sedangkan sumber daya air menitikberatkan pada pentingnya air tanah bagi kelangsungan hidup manusia.

Museum ini layak dikunjungi. Saya bersama rekan saya, Indria Sigit, datang ke sana pada Maret 2015 pada waktu batu akik sedang populer, banyak dicari para penggemarnya.

Tidak ada komentar: