Senin, 12 Oktober 2015

Museum Timah Indonesia



Kepulauan Bangka Belitung dikenal sebagai  penghasil timah di Indonesia. Sejarah panjang usaha pertambangan timah di negara kita sudah berlangsung sejak zaman VOC, lebih dari 200 tahun lalu. Pertambangan timah di Bangka dikelola badan usaha pemerintah Belanda, Banka Tin Winning Bedrijf (BTW). 

Di Belitung dan Singkep dilakukan oleh perusahaan swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM).
Beberapa benda pertambangan yang digunakan pada waktu itu kemudian disimpan, dirawat, dan didokumentasikan di  Museum Timah Indonesia.

Museum ini menempati bangunan yang dahulu digunakan sebagai tempat tinggal para karyawan perusahaan timah Banka Tin Winning. Diresmikan pada 1958 museum ini berada  di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 17, Pangkalpinang. Bangunannya sudah dua kali mengalami pemugaran, pada 1997 dan 2010.

Pada  1948 bangunan ini menjadi saksi sejarah kedaulatan Indonesia. Di sini diadakan pertemuan antara para pendiri bangsa dengan utusan dari PBB. Pertemuan tersebut diadakan untuk membicarakan penyerahan kedaulatan Belanda kepada Republik Indonesia.

Begitu memasuki kawasan museum dapat dilihat bor bangka kuno. Alat ini peninggalan zaman Belanda yang digunakan untuk kegiatan penambangan timah tempo dulu. Bor ini dibuat oleh AJ Akeringa, seorang ahli geologi perusahaan Banka Tin Winning pada 1885. Terciptanya bor bangka menjadi perkembangan baru bagi dunia pertambangan timah karena mampu menggantikan alat bor tusuk asal Cina yang sudah ada sejak abad 18.

Pada bagian yang lain dapat dilihat beberapa benda  yang dulu digunakan selama proses penambangan. Alat-alat itu antara lain lokomotif  yang dulu digunakan sebagai pembangkit listrik untuk keperluan pertambangan dan wadah penampung hasil tambang.

Selain itu relief yang mengisahkan sejarah pertambangan timah dari masa ke masa juga dipamerkan di bagian depan museum. Bangunan asli museum masih dipertahankan dan di sekitar museum  itu terpajang beberapa alat tambang yang digunakan pada masa lalu. Keberadaan alat-alat ini memberikan informasi kepada pengunjung mengenai perkembangan penambangan timah di Indonesia.


Memasuki ruang museum pengunjung akan menyaksikan berbagai diorama. Di museum ini terdapat tiga jenis diorama. Diorama yang pertama berisi penjelasan sejarah awal pertambangan timah di Pulau Bangka. Diorama kedua menginformasikan alat-alat pertambangan yang dahulu digunakan. Sementara, diorama ketiga menjelaskan proses penambangan timah dengan alat yang sudah modern dan manfaatnya bagi kehidupan.

Berada di dalam kawasan museum terdapat bangunan lain yang bernama Ruang Sentra Kerajinan Pewter. Di sini pengunjung dapat melihat pernak-pernik berbahan dasar timah. Pernak-pernik cantik yang 97% terbuat dari timah tersebut antara lain berupa plakat, perahu pinisi, truk pengangkut, gantungan kunci, hingga bros.

Menurut pengakuan penjaga museum, semua hasil kerajinan timah tersebut dibuat s manual oleh para perajin timah yang banyak bermukim di Pulau Bangka. Selain melihat-lihat berbagai kerajinan indah yang dibuat para perajin di Pulau Bangka, para pengunjung juga dapat membeli kerajinan-kerajinan itu dan dapat memesan desain kerajinan sesuai dengan yang diinginkan.

Saya bersama delapan teman mengunjungi museum ini pada 4 Oktober 2013. Pay Ishak dan istrinya, Cita, yang tinggal di Bangka menemani kami melihat sejarah masyarakat Bangka yang bekerja sebagai buruh tambang di bawah pemerintahan Belanda.


Tidak ada komentar: