Senin, 20 Juli 2020

Feodal dan Aristokrasi


Feodal dan aristokrasi. Kedua kata ini seringkali dicampur aduk dalam arti orang feodal adalah aristokrat dan seorang aristokrat adalah feodal. Arti aristokrasi sebenarnya menunjukkan kepribadian manusia  dalam cara hidup, tingkah laku dalam pergaulan, prinsip dalam menghadapi kesukaran, dan sebagainya.  Dalam filsafat Jawa disebut ksatria. Seorang aristokrat tidak selalu dari golongan bangsawan, bisa dari kampung dan keluarga miskin. Sebaliknya orang dari golongan bangsawan tidak selalu mempunyai jiwa aristokrasi, bahkan seringkali sebaliknya. Ada juga sebutan plutokrasi  yaitu geld aristocratie yaitu orang yang bisa menguasai dunia dengan uangnya.
Pujangga Alexander Dumas menulis novel De drie Musketiers yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Novel tentang tiga prajurit yang gagah berani ini berlatar belakang rezim Lodewijk XIV.
Cerita singkatnya:
Di suatu daerah Prancis Selatan  ada keluarga bangsawan yang sangat miskin. Keluarga ini mempunyai anak lelaki yang sudah dewasa bernama D’Artagnan. Ia meminta izin kepada ayahnya untuk mengabdi pada Raja Lodewijk XIV dan bergabung pada Drie Musketiers. Ayahnya merestui dan berpesan: “Anakku yang tercinta, silakan pergi dan melakukan kewajibanmu sebagai seorang bangsawan. Kau tahu, ayahmu hanya orang yang miskin. Saya tidak dapat memberi bekal apa pun, hanya seekor kuda tua dan sepatah kata yang harus selalu menjadi pegangan hidupmu yaitu noblesse oblige. Itu artinya seorang bangsawan sejati mempunyai tanggung jawab yang luhur terhadap diri sendiri dan sesama manusia.”

Tidak ada komentar: