Rabu, 08 Juli 2020

Rezeki Halal


Ini tulisan menarik dari Prof. Komaruddin Hidayat mengenai rezeki halal:
Zumi Zola, Gubernur Jambi, yang terkena OTT (operasi tangkap tangan)
 oleh KPK  karena menerima suap.

Seorang kawan pernah bertanya, kenapa anak-anak menjadi nakal? Padahal secara materi anak-anak itu mendapat cukup fasilitas, pendidikan tinggi, kendaraan yang bagus, hingga uang jajan yang lebih dari cukup. Saya tidak mampu menjawab, tetapi kawan saya itu kemudian melanjutkan sendiri dengan gumam yang diiringi desah napas panjang. “Apakah semua ini karena harta yang aku berikan berasal dari jalan yang haram?”

Apakah susu dari hasil mencuri nilai gizinya dapat berkurang? Apakah vitamin yang ada dalam sesendok madu akan hilang karena mencuri? Pertanyaan ini mungkin memerlukan diskusi panjang. Saya meyakini bahwa gizi atau vitamin dan semacamnya adalah sebagian keberkahan. Bila keberkahan (blessing) dapat disebut sebagai suatu energi, energi itu dapat menjadi bentuk kekuatan dan kesehatan, semacam vitamin dan kandungan gizi. Mungkin susu halal dan haram yang diminum anak kita memiliki kandungan gizi yang sama. Tetapi hanya susu halal yang diperoleh dengan jalan halal yang mengandung keberkahan. Dari keberkahan itu lahirlah keselamatan dan kesalehan.

Perihal keberkahan dan api neraka yang menarik untuk dikaji adalah doa menjelang makan: “Ya Allah, berkahilah rezeki yang engkau berikan pada kami dan lindungilah kami dari api neraka.”
Bawalah selalu rezeki halal dan berkah untuk keluarga agar engkau tidak membawa api neraka ke dalam rumah.

Sumber: buku 250 Wisdoms. Membuka Mata, Menangkap Makna karya Prof. Komaruddin Hidayat

Tidak ada komentar: