Kamis, 12 November 2015

Museum Bank Mandiri





Gedung museum Bank Mandiri dibangun pada 1929 di kawasan kota tua Jakarta. Dirancang oleh tiga arsitek asal Belanda, JJJ de Bruyn, AP Smits, C van de Linde, gedung ini merupakan kantor Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM). NHM adalah perusahan dagang Belanda yang kemudian bergerak di bidang perbankan.

Pada 1960 NHM dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dan berubah menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan Urusan Ekspor Impor. Bank ini kemudian menjadi Bank Ekspor Impor. Pada 1999 Bank Ekspor Impor, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Bumi Daya, digabung menjadi satu dan dinamakan Bank Mandiri. 

Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada 1857. Namanya berubah menjadi Escomptobank NV pada 1949.  Kemudian pada  1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada 1951. Bank Industri Negara mendukung pengembangan sektor perkebunan, industri, dan pertambangan.

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang. De Nationale Handelsbank NV, perusahaan milik Belanda, dinasionalisasi menjadi Bank Umum Negara pada 1959. Dari Bank Umum Negara kemudian menjadi bagian dari Bank Negara Indonesia (BNI) lalu menjadi Bank Bumi Daya.

Koleksi museum Bank Mandiri berupa mesin hitung, surat-surat berharga, mesin tik, alat pembuat materai, mesin cetak, mata uang, dan sebagainya. Benda-benda antik ini disimpan di lantai 1 dan 2 museum ini.






Tidak ada komentar: