Senin, 20 April 2020

Kebaikan Tenaga Medis Mempercepat Kesembuhan Pasien



Kenneth Schwartz, seorang pengacara sukses, mengalami kanker paru-paru pada usianya yang ke-40 tahun. Pada hari sebelum ia dijadwadkan untuk dioperasi, ia menunggu di ruangan persiapan operasi di rumah sakit di mana beberapa perawat lalu lalang dengan tergesa-gesa. Akhirnya namanya dipanggil, ia masuk ruangan di mana suster mengajukan beberapa pertanyaan untuk persiapan operasi.


Pada awalnya suster itu tampaknya tidak begitu ramah. Namun ketika Schwartz bercerita bahwa ia terkena kanker paru-paru, wajah suster itu berubah lembut. Mereka merasa tidak lagi sebagai pasien dan suster ketika Schwartz bercerita mengenai Ben, puteranya yang berusia dua tahun. Pada akhir wawancara suster meneteskan air mata mendengar kisahnya. Meski tugasnya bukan di bagian operasi, suster itu mengatakan ia akan datang untuk menjenguk Schwartz.

Keesokan harinya ketika Schwartz duduk di kursi roda untuk masuk ke ruang operasi ia melihat suster itu. Suster menyentuh tangannya dengan mata berkaca-kaca dan mengucapkan semoga operasi berjalan lancar. Sikap suster yang baik ini sangat menyentuh hati Schwartz. Ia ingin agar kebaikan seperti ini dapat dirasakan oleh lebih banyak pasien. Beberapa bulan kemudian, sehari sebelum kematiannya, ia mendirikan Keneth B. Schwartz Center yang kegiatannya memberikan ‘Compassionate Caregiver Award’ setiap tahun. Tujuannya untuk ‘mendukung perawatan yang penuh kasih’ yang dapat membantu proses kesembuhan pasien. Penghargaan ini diberikan kepada tenaga medis yang merawat pasien dengan penuh kasih dan menjadi inspirasi bagi para tenaga medis lainnya.
Seorang pengajar di akademi keperawatan di AS, Dokter Lown, mengatakan bahwa rumah sakit jangan semata-mata mengutamakan teknologi kedokteran, peralatan medis, dan obat-obatan. Juga penting diperhatikan bahwa sikap tenaga medis yang baik juga dapat mempercepat proses kesembuhan pasien. Di akademi keperawatan kecerdasan sosial para peserta didik juga dinilai sebelum diberikan ijazah kelulusannya.
Sumber: buku Social Intelligence, The New Science of Human Relationships karya Daniel Goleman

Tidak ada komentar: