Ia menerima Wertheim Encourage Award dari pemerintah Belanda pada 1991 dan ia pernah berkeliling di Amerika membacakan puisi. Wiji Thukul mendapatkan Yap Thiam Hien Award pada 2002 yang tak bisa diterimanya sendiri, sebab tak ada yang tahu di mana ia berada apakah ia masih hidup atau sudah tiada.
Puisi-puisinya diterbitkan media massa dalam dan luar negeri. Karya-karyanya: Puisi Pelo, Darma dan Lain-lain (antologi puisi), Kicau Kepodang (1993), Thukul Pulanglah (diterbitkan pada 2000), Aku Ingin Jadi Peluru (diterbitkan pada 2000).
Meski ia sudah dihabisi, namun kata-katanya tak pernah bisa dibinasakan. Ini adalah salah satu puisi karyanya.
AKU MASIH UTUH DAN KATA-KATA BELUM BINASA
aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa
puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka
tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa
puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa
dan kata-kata belum binasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar