Selasa, 07 April 2020

Pengaruh Tionghoa pada Batik Pesisiran



Kebudayaan peranakan memberikan pengaruh pada corak hias batik pesisiran. Corak hias utama berupa bangau, teratai, ikan, merak, atau naga. Semua itu simbol dalam kepercayaan Tionghoa yang berakar pada Taoisme, Kongfusianisme, dan Buddhisme. Corak hias geometris seperti banji menjadi latar batik atau isen-isen bunga kecil seperti bunga jeruk atau daun semanggi.

Ragam hias batik pesisiran lebih bebas, karena berupa simbol-simbol dari filosofi hidup seperti yang ada pada batik keraton.  Ragam hias batik pesisiran mendapat pengaruh dari berbagai pedagang yang datang dari luar Indonesia seperti pedagang dari Tiongkok dan Arab.

Batik pesisiran lebih merupakan batik niaga karena batik ini diperdagangkan untuk mendapatkan sedikit uang selama menunggu masa panen, karena pekerjaan membatik adalah pekerjaan sambilan bagi para wanitanya.

Batik pesisiran dibuat atas permintaan pembeli sehingga corak hias lebih dinamis. Pemakaiannya pun tidak terbatas pada kalangan tertentu seperti batik keraton. Batik pesisiran merupakan komoditi dagang wong cilik di pasar lokal, pasar antar kota hingga antar pulau, bahkan ke luar negeri.

Sumber: makalah Notty J. Mahdi








Tidak ada komentar: